Sabtu, 20 Oktober 2012

sawit

ESESUAIAN LAHAN TANAMAN SAWIT

Kualitas Lahan dan Karakteristik Lahan
  • Temperatur : temperatur rerata atau elevasi
  • Ketersediaan air : curah hujan, masa kering, RH
  • Ketersediaan oksigen : drainase
  • Media perakaran : drainase, tekstur, jeluk tanah, ketebalan-kematangan gambut
  • Retensi hara : KTK, kejenuhan basa, pH, C org
  • Toksisisitas : Al, salinitas/DHL
  • Sodisitas : alkalinitas
  • Sulfidik : pyrit
  • Erosi : lereng, erosi
  • Banjir : genangan
  • Penyiapan lahan : batuan
Syarat Tumbuh dan Kesesuaian Lahan
  • Syarat tumbuh : keadaan yang harus dipenuhi agar tanaman dapat hidup, tumbuh dan memberi hasil yang tinggi
  • Syarat tumbuh : iklim (suhu, curah hujan), tanah (jeluk, tekstur, derajat lengas, struktur, pH, kesuburan)
  • Syarat tumbuh : minimum, optimum dan maksimum
  • Lahan : bagian bentang alam mencakup : iklim, elevasi, topografi, hidrologi, tanah dan vegetasi
  • Kesesuaian lahan : kesuaian antara syarat tumbuh dan kualitas lahan
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
  • Cara membandingkan : syarat tumbuh, kualitas dan karakteristik lahan, dengan keadaan lahan
  • Ordo : sesuai (S) dan tidak sesuai (N)
  • Kelas : sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), tidak sesuai saat ini (N1), tidak sesuai permanen (N2)
Kriteria Kesesuaian
  • S1: pembatas sangat kecil, tidak menurunkan hasil nyata
  • S2 : ada pembatas kecil, berpengaruh terhadap hasil, perlu input, dapat diatasi petani
  • S3 : faktor pembatas berat, perlu input lebih banyak, perlu modal besar dan bantuan pemerintah
  • N : tidak sesuai untuk diusahakan, sulit diatasi
Pada Komoditas Sawit
Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah segar, berdasarkan kelas kesesuaian lahan:
  • S1        : > 24 ton/ha/th
  • S2        : 19-24 ton/ha/th
  • S3        : 13-18 ton/ha/th
  • N         : < 12 ton/ha/th
Syarat tumbuh kelapa sawit
  1. Iklim:
  • Curah hujan dan evapotranspirasi
  • Penyinaran
  • Suhu
2. Tanah:
  • Fisika tanah
  • Kimia tanah
  • Biologi tanah
Curah hujan dan evapotranspirasi
  1. 2000 mm/tahun, terbagi merata sepanjang tahun, tidak terdapat periode kering yang tegas
  2. CH tinggi: produksi bunga tinggi, prosentase bah jadi rendah, penyerbukan terhambat, sebagian besar pollen terhanyut oleh air hujan
  3. CH rendah: pembentukan daun dihambat, pembentukan bunga dan buah dihambat (bunga/buah terbentuk pada ketiak daun)
CH lanjutan :
  1. Daerah dengan 2-4 bulan kering, kelapa sawitnya memiliki produktifitas yang rendah
  2. Permasalahan 2-4 bulan kering bisa diminimalkan pengaruhnya apabila di wilayah tersebut :
  1. i.      tanahnya memiliki kemampuan menahan lengas tinggi —- produktifitasnya bisa meningkat 100%
  2. ii.      Permukaan air tanahnya dangkal —- dapat meningkatkan produktifitas kelapa sawit
  3. iii.      Dilaksanakan pengembangan sistem irigasi
Evapotranspirasi lanjutan :
  • Evapotranspirasi < CH, tidak ada masalah
  • Evapotranspirasi > CH, bisa timbul masalah, pertanaman bisa mengalami defisit air

Bibit Cengkeh



Bibit Cengkeh


Jual Bibit Cengkeh Zanzibar

Harga mulai Rp. 4.000 / Batang


Kelompok Tani Bibit Unggul

Desa Paitan Kec. Kemiri Kab. Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia


web : www.bibit-unggul.com

blog : www.bibit-bibit-unggul.blogspot.com

tani lada Hitam


   Petani Lampung Perbaiki Mutu Lada Hitam

Pengembangan Komoditi Perkebunan Menempati Prioritas Tinggi dalam Pembangunan Bidang Ekonomi di Provinsi Lampung, Karena di Harapkan Sebagai Penggerak Perekonumian Masyarakat dan Sebagai Salah Satu Sub Sektor Penghasil Devisa Melalui Kegiatan Ekspor Komoditas Perkebunan. Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung yang tersebar hampir diseluruh Kabupten di Provinsi Lampung.


Dalam Rangka Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung ”Lampong Black Pepper” Dinas Perkebunan Provinsi Lampung Mengambil Langkah-langkah yaitu :

  • Meningkatkan Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada (Phytopthora Palmivora) dengan Mengefektifkan Fungsi UPTD Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan sebagai Pusat Klinik Perlindungan Tanaman Perkebunan sekaligus sebagai Pusat Pengembangan Biological Control Kawasan Barat.

  • Meningkatkan Kerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor dalam Menghasilkan Varietas Lada Tahan terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang.

  • Mengembangkan Mutu Pengolahan Lada untuk Meningkatkan Nilai Tambah bagi Pendapatan Petani.

  • Meningkatkan Pemasaran Lada, dengan Mengikuti Pameran/ Expo/ Festival yang Berlangsung di Dalam Negeri.

  • Melaksanakan  Peremajaan dan Rehabilitas terhadap Tanaman Lada yang sudah Tua dan Tanaman yang kurang Produktif.

  • Menyiapkan Model Usaha Tani Lada dengan Budidaya Sehat.


Salah satu petani yang berhasil dan sukses adalah Lukito, yang sudah menekuni usaha tani lada hitam sejak tahun 1980-an. Saat ini memiliki lahan tanaman lada seluas 4 hektar dengan produktifitas lebih kurang 1 ton lada kering/ha/tahun. Setiap tahun mampu menghasilkan lebih kurang 4 ton lada hitam kering.


Ketika terjadi serangan organisme pengganggu pada tanaman lada, banyak petani lada meninggalkan usaha tani ini dan beralih ke komoditas lain. Namun Lukito masih tetap tekun dan fokus pada usaha tani lada ini. Dengan penuh kesabaran dan berusaha dengan mengikuti pelatihan-pelatuhan seperti SL-PHT lada, Praktek budidaya tanaman sehat, praktek pembibitan dada dan pemupukan akhirnya membuahkan hasil.  Kesuksesan Lukito pada tahun 2008 dengan menunaikan ibadah haji, mampu meyekolahkan kedua anaknya dan sebagai tempat studi banding baik bagi petani sekitar provinsi lampung maupun dari manca negara. Potensi pendapatan pertahun Rp. 112 juta dari 4 hektar kepemilikan lahan lada hitam.


Selain tekun dalam mengelola usaha tani lada, juga aktif sebagai ketua kelompok tani Sido Rukun yang berdiri sejak tahun 2003 dengan jumlah anggota 25 orang. Aktifitas kelompok tani saat ini adalah usaha simpan pinjam dan pembinaan dengan melakukan pertemuan rutin sekali setiap bulan. Aset yang sudah dimiliki oleh kelompok tani ini adalah UPH lada hijau, ternak sapi, motor gerobak dan dana simpan pinjam senilai Rp. 60 juta. (pdj)

tani kopi



Kelompok Tani Kopi Rahayu, Gandeng Ahli Kopi Belanda

Pangalengan tercatat dalam sejarah sebagai penghasil teh, kina, dan kopi. Bahkan ekspor kopi dari daerah ini sempat memenuhi permintaan kopi dunia dengan sebutan kopi arabica dari Malabar.
Keunikan kopi Malabar ini karena ditanam pada lahan berketinggian 1.400-1800 m di atas permukaan laut tepatnya di kaki Gunung Malabar. Bibitnya klon S 795 dari India yang cocok dengan karakteristik Pangalengan. Lahan budidaya tersebut sangat subur sehingga cukup menggunakan pupuk organik,  tanaman tumbuh subur hingga 12 tahun lebih.
Harga kopi hasil panen dari kebun itu mengacu pada harga internasional karena memang bahan minuman ini menjadi komoditas primadona ekspor. Karena itu kualitasnya pun harus terbaik agar bisa merambah ke pasar internasional.
Raih Pasar Lebih Luas
“Kami sangat bersemangat untuk mengembalikan kejayaan kopi dari Malabar yang dikenal sebagai java coffee di pasar luar negeri,” ucap Supriatna Dinuri, Ketua Kelompok Tani Kopi Rahayu (KTKR) antusias di sela diskusi tentang Penerapan Pascapanen Kopi Arabika, Kopi Luwak, dan launching Kopi Malabar Arabika Regular dan Malabar Arabika Luwak di Desa Margahayu, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung,  Jabar (6/9).
Dinuri bersama anggota yang berjumlah 67 petani pun mencoba belajar mengembangkan dan mengemasnya sendiri. “Kami ingin petani memiliki posisi tawar dan tidak hanya menjual ke eksportir,” katanya. Ia lalu menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga terkait seperti Perhutani untuk penanaman kopi pada lahan hutan yang rusak, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP), Kementerian Pertanian, serta PUM Netherlands Senior Expert (NSE).
Kerjasama itu, menurut Sipke de Schiffart, ahli kopi dari PUM Netherlands Senior Expert (NSE), tidak sebatas peningkatan kualitas produksi, tetapi juga cara menghasilkan kualitas kopi terbaik untuk masuk ke pasar internasional, pascapanen hingga pengemasan. “Setiap pembeli di luar negeri menghendaki spesifikasi produk berbeda, maka dengan terus meningkatkan kualitas produk, maka kopi dari Malabar bisa dikenal secara internasional,” Schiffart menjawab AGRINA.
Supriatna menambahkan, luasan kebun kopi milik kelompoknya mencapai 338 ha dengan populasi 2.500 batang per ha. Sebanyak 103 ha di antaranya produktif menghasilkan 120 ton per biji siap jual per tahun atau per musim. Kini mereka menerapkan sistem pengolahan sehingga kualitas produk meningkat.. “Kerjasama dengan PUM Netherlands Senior Expert (NSE) bisa berkembang lebih luas dan memberikan dampak positif bagi petani,” terang Dinuri.
Tidak mengherankan bila pada kontes Kopi Nusantara IV 2009 yang diikuti 20 kelompok tani andalan se-Indonesia, kopi dari KTKR meraih peringkat ketiga kopi favorit terbaik untuk citarasa kopi arabika. Karena itu pada 15 Juni 2010, KTKR mendirikan perusahaan dengan nama PT NuGa Ramitra. Lantaran ingin bisa bersaing di pasar yang lebih luas dan memiliki merek dagang sendiri,  mereka mendaftarkan hak paten Kopi Malabar Arabica dan Kopi Luwak Malabar.
Harus Sesuai Kebiasaan dan Habitat Luwak
Kopi luwak memang memiliki ciri khas tersendiri, baik secara proses dan citarasanya. Pun harganya paling mahal, lebih dari Rp1 juta per kg. Kendati demikian kopi luwak bukan menjadi produk unggulan bagi KTKPR. Mereka lebih mengandalkan kopi arabika. Kopi luwak ini hanya mencakup 10 persen dari total produksi kelompok tani.
Kini beberapa LSM luar negeri mulai mempermasalahkan kopi luwak dalam perdagangan internasional. Menurut mereka, kopi ini diproduksi dengan mengeksploitasi luwak di alam. Alasan lainnya, menyalahi ketentuan kesejahteraan hewan (animal welfare), populasi luwak sudah langka, dan binatang ini masuk dalam Convention on Internasional Trade in Endangered Species of wild fauna and flora (CITES) appendix III. Artinya, status luwak dilindungi di daerah asalnya dan kawasan tempatnya hidup. Jika diperdagangkan harus berasal dari tangkaran sehingga tidak boleh lagi menggunakan tangkapan liar. Untuk itu petani tetap bisa memproduksi kopi luwak dengan memanfaatkan luwak hasil ternak.
Menanggapi isu itu, Schiffart berpendapat, budidaya yang dilakukan petani sudah sesuai kaidah kesejahteraan hewan sebab luwak dipelihara di tempat sesuai habitat alaminya. Karean itu ia dan PUM akan memfasilitasi kelompok tani untuk mendapatkan sertifikasi agar tetap bisa memproduksi kopi luwak untuk dipasarkan ke Eropa.
Lebih jauh tentang cara menghasilkan kopi luwak berkualitas tinggi Dinuri menjelaskan, petani memelihara luwak yang sehat. Pada prinsipnya, luwak peliharaan ini memakan biji kopi bukan karena lapar tapi lantaran membutuhkan nutrisi dari buah kopi. “Jika lapar biji kopi yang dimakan banyak, tapi kualitasnya kurang bagus. Berbeda jika luwak tersebut makan buah kopi karena sudah kenyang dan butuh tambahan nutrisi bagi tubuhnya, “ jelasnya.
Sekarang ini, Dinuri sendiri memelihara 187 ekor luwak secara baik dengan mengutamakan faktor perkawinan, pakan, tatalaksana pemeliharaan, dan pengendalian penyakitnya. Setiap pagi luwak mendapatkan jatah pakan sesuai yang di habitat alaminya, yaitu buah-buahan seperti pisang, pepaya, apel, juga belut serta ayam. Sedangkan buah kopi yang sudah tua disajikan dua kali sehari, pukul enam padi dan tujuh malam. Si luwak tidak akan mehalap semua buah kopi yang disediakan dalam wadah, tetapi memilih beberapa saja.
Hasil konsumsi kopi oleh pada pagi hari dapat dipanen siang hari. Sedangkan yang dikonsumsi malam hari, dikumpulkan petani esok pagi berikutnya. Biji kopi yang terbalut kotoran luwak ini dibersihkan dua kali. Lalu, biji kopi dihilangkan kulit arinya dengan mesin. Biji kopi kemudian dikeringkan dan diolah menjadi kopi bubuk.

Jumat, 19 Oktober 2012


SISTEM KEMITRAAN PETANI SINGKONG DAN KOPERASI.


Dengan Agribisnis singkong yang terpadu akan dapat menciptakan kepastian hasil usaha dan pendapatan, bisa menyediakan alternative pakan bagi usaha peternakan Sapi, menyediakan sumber pupuk organic yang gratis dan keuntungan-keuntungan lainnya. Agribisnis SIngkong yang dilakukan secara terpadu dengan industry pengolahan tepung mocaf, peternakan Sapi dan industry kecil menengah Pupuk Organik, akan secara sinergis membuat petani lebih maju, mandiri dan sejahtera. Dan usaha yang terpadu yang melibatkan beberapa pihak akan berjalan lebih sinergis, saling menguntungkan dan dapat memaksimalkan seluruh sumber daya yang ada,
Pada tahun 2008 yang lalu saya pernah menulis tentang keberadaan suatu Kelompok Tani yang berada di Pulau Nunukan, namanya Kelompok Tani Hijau Lestari. Waktu itu saya sangat akrab dengan kelompok ini karena saya sering mengunjungi mereka, dan beberapa pengurusnya juga sering bertemu di kantor maupun di rumah. Dari seringnya bertemu itulah suatu saat muncul cetusan ide tentang bagaimana memulai program untuk mensejahterakan petani di Nunukan ini akan diwujudkan.
Betapa tidak, di kelompok tani ini ada 25 orang anggotanya, lahan kering yang dimiliki oleh seluruh anggotanya sekitar 50 hektar dan lahan basahnya yang berupa sawah tadah hujan dan sebagian beririgasi setengah teknis ada sekitar 20 hektar. Namun demikian keadaan kesejahteraan mereka sangat sederhana. Mereka mengaku bahwa rata-rata pendapatan per bulannya hanya sekitar Rp 500.000 sampai Rp 700.000. Itu pun tidak mereka terima setiap bulannya. Memang demikianlah adanya, karena belum semua lahannya bisa tergarap. Lahan yang tergarap dengan tanaman semusim pun belum tentu berhasil. Inilah yang kemudian menjadikan mereka seperti tidak berdaya mengelola sumberdaya yang ada.
Bukannya mereka malas? Bukan, mereka tidak malas, karena saya tahu hampir tiada hari tanpa turun ke lahan mereka. Malah mereka merasa kekurangan waktu, karena selain harus ke ladangnya (lahan kering) mereka juga harus ke lahan sawahnya. Sebagian mereka juga mengurusi ternak berupa Sapi, kambing ataupun Unggas. Mereka termasuk sangat rajin, namun ternyata kerja keras mereka belum bisa merubah nasibnya, paling tidak sampai saat ini saat tulisan ini And abaca. Sekarang ini kita di pertengahan tahun 2011, awal bulan Juni. Berarti sudah sekitar 3 (tiga) tahun, dan keadaan kelompok tani tersebut belum ada perubahan yang signifikan.
Itu akan lain seandainya scenario pemikiran saya waktu itu bisa dilakukan. Lalu bagaimana rencana waktu itu?
Kelompok Tani Hijau Lestari ini diskenariokan bekerja sama dengan suatu Koperasi yang bergerak di bidang usaha Agribisnis Singkong secara terpadu. Usaha koperasi ini meliputi :
1. Pembelian Singkong segar dari petani
2. Pengolahan Ubikayu menjadi Tepung Mocaf
3. Peternakan Sapi dengan pakan utama dari limbah Singkong
4. Produksi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati dari limbah ternak Sapi
5. Mengelola Biogas dari limbah ternak Sapi
6. Usaha simpan pinjam
7. Kios Saprodi dan Sembako
8. Dll.
Skema kemitraan dengan kelompok tani adalah sebagai berikut :
1. Semua petani yang menjadi anggota Kelompok Tani otomatis menjadi anggota koperasi.
2. Usaha koperasi ini berbasis pada lahan usaha kelompok tani yang berupa lahan kering, yaitu seluas 50 hektar dengan pola kerja sama bagi hasil atau sewa atau kontrak pembelian.
3. Para petani sepenuhnya akan menjadi karyawan koperasi untuk mengelola lahan mereka sendiri dengan manajemen koperasi.
4. Komoditi yang diusahakan adalah Singkong untuk produksi Tepung Mocaf.
5. Koperasi mengelola Pabrik Pengolahan Tepung Mocaf, Peternakan Sapi, Pabrik Pupuk Organik dan Pestisida Nabati, dengan memaksimalkan peran serta para petani sebagai karyawan dengan kapasitas yang disesuaikan kemampuannya.
6. Para petani sepakat melakukan kerjasama ini minimal selama 10 tahun.
7. Kerjasama ini diawasi oleh Pemerintah Daerah secara berjenjang dan dibina oleh instansi terkait yang membidanginya.
Lalu apa saja yang akan dihasilkan dari Sistem Kemitraan antara Koperasi dan Kelompok tani dengan lahan usaha seluas 50 hektar ? Kita harus menggunakan beberapa asumsi dulu, yaitu :
1. Produktifitas lahan SIngkong adalah 60-90 ton per hektar per musim (6-9 bulan), atau rata-rata 10 ton/ha/bulan.
2. Limbah kulit singkong rata-rata sebanyak 30 % dari berat ubi.
3. Jumlah pakan limbah untuk setiap ekor Sapi adalah 25 kg pakan/hari/ekor
4. Rendemen Tepung Mocaf dari ubi Singkong rata-rata 25 %.
5. Rasio luas lahan singkong dan jumlah Sapi yang bisa dipelihara dengan pakan dari limbah lahan Singkong adalah 1 hektar dibanding dengan 4 ekor Sapi, atau 4 ekor Sapi/ha.
6. Jumlah limbah padat kering 5 kg/ekor Sapi, dan limbah cair urine Sapi sekitar 5 liter/ekor/hari.
7. Harga pupuk organic padat kering Rp 1.000/kg, harga pupuk organic cair dari urine Sapi Rp 2.000/liter.
8. Penambahan berat badan Sapi sekitar 0,8 kg/ekor/hari
9. Harga berat hidup sapi sekitar Rp 25.000/kg berat hidup
10. Harga ubi Singkong tingkat kebun Rp 300/kg
11. Harga Tepung Mocaf tingkat pabrik Rp 3.500/kg
Produk dari Sistem Agribisnis Singkong Terpadu seluas 50 ha lahan Singkong, 200 ekor Sapi dengan Pabrik Tepung Mocaf kapasitas menyesuaikan, dll. ini adalah :
1. Setelah mulai panen Singkong maka kapasitas produksi ubi rata-rata adalah sekitar 500 ton/bulan, atau 16.666 kg/hari.
2. Nilai pendapatan petani dari ubi Singkong dengan harga tingkat kebun adalah sebesar Rp 150 juta/bulan atau Rp 5 juta/hari.
3. Produksi limbah kulit singkong segar 150 ton/bulan atau 5 ton/hari.
4. Jumlah Sapi yang bisa dikelola dengan pakan limbah singkong adalah 200 ekor, dengan total penambahan berat badan 160kg, dengan total nilai penambahan harga berat hidup Rp 4 juta/hari.
5. Produksi Tepung Mocaf sekitar 125 ton/bulan, atau 4.166 kg/hari
6. Nilai pendapatan Koperasi dari Tepung Mocaf dengan harga tingkat Pabrik adalah sebesar Rp 437,5 juta/bulan atau Rp 14,583 juta/hari.
7. Jumlah produksi pupuk organic padat sebesar 1.000 kg/hari, dengan nilai Rp 1 juta/hari.
8. Sedangkan pupuk organic cair sebesar 1.000 liter/hari senilai Rp 2 juta/hari.
9. Dll.


Krisis BBM Mengancam



BATAM CENTRE- Krisis bahan bakar minyak (BBM) kembali mengancam Kota Batam. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kota ini mengalami kesulitan pasokan BBM khususnya jenis premium dan solar sejak sepekan terakhir.
Oleh: Amir Yunus dan Armat Juang, Liputan Batam

"Sudah seminggu ini, pasokan solar dan premium sering terlambat. Sekarang, (premium dan solar) lebih sering kosong, walaupun tidak setiap hari," kata petugas SPBU Kapital Raya, Suryo, Senin (14/5).

Kondisi serupa terjadi di SPBU arah Bandara Hang Nadim Batam dan SPBU di kawasan Batuaji, Sagulung dan Bengkong. Di depan SPBU-SPBU tersebut kerap terpampang tulisan "Maaf Premium Habis" atau "Maaf Solar Habis".

Akibatnya, tidak sedikit pemilik kendaraan yang mengisi tangki kendaraan mereka dengan BBM jenis pertamax.

"Dari pagi premium habis. Informasinya sudah diminta tapi hingga kini belum juga datang permintaan," ujar salah seorang karyawan SPBU di Batuaji Paradise.

Di SPBU Bengkong, sejumlah mobil yang hendak mengisi solar terpaksa berputar arah karena di SPBU tersebut solar sedang kosong.

Tak Seharusnya Langka

Menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kota Batam, Ahmad Hijazi, kelangkaan BBM khususnya solar tidak seharusnya terjadi. Dia meminta Pertamina melakukan pengecekan pasokan solar ke daerah ini.

"Sekarang yang perlu dicek di bulan Mei ada atau tidak pengurangan pasokan yang diberikan. Kalau tidak ada, seharusnya tidak ada kelangkaan," kata Hijazi saat ditemui di Kantor BP Batam.

Dia berharap Pertamina dapat mengklarifikasi persoalan ini. Kepada pemilik SPBU, Hijazi meminta bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang memaksa membeli BBM di luar kapasitas normal tangki kendaraan atau yang seharusnya di beli.

"Untuk pihak-pihak yang memaksa, pihak SPBU harus berani menolak dengan tegas dan semua pihak terkait bersama-sama mengawasi ini," katanya.

Kata Hijazi, sampai saat ini tidak ada ketentuan pembatasan BBM yang dibuat pemerintah. Karena itu, dia menilai kelangkaan yang terjadi lebih dikarenakan adanya pihak yang berusaha manfaatkan momentum tertentu. Faktor lain yang perlu diantisipasi misalnya pemadaman listrik yang belakangan ini terjadi di Batam dengan rentang waktu cukup panjang.

"Ini harus dijaga. Jangan sampai pemadaman listrik jadi celah bagi orang untuk membeli BBM secara berlebih. Dengan alasan pembelian untuk keperluan genset mereka," katanya.

Dalih Pertamina
Sementara itu, pihak Pertamina kembali berdalih bahwa kosongnya BBM di Batam lebih disebabkan karena meningkatnya konsumsi BBM oleh masyarakat Batam.

"Akhir-akhir ini ada lonjakan permintaan dari masyarakat, terutama solar dan premium," ujar Manajer Penjualan PT Pertamina area Kepri, I Ketut Permadi ditemui di kantornya.

Namun, Ketut tidak bisa merinci secara pasti berapa besaran permintaan yang diminta oleh pengusaha SPBU di Kota Batam beberapa pekan terakhir. Menurutnya, Pertamina tetap melakukan pengiriman BBM ke SPBU sebagaimana bulan-bulan sebelumnya.

"Biasanya sekali kirim cukup untuk tiga hari, tapi sekarang sehari saja sudah habis dan meminta mereka meminta tambahan pasokan," ungkapnya.

Meski terjadi kekurangan BBM premium dan solar di sejumlah SPBU, namun I Ketut menegaskan bahwa Pertamina tidak ada tambahan pasokan. Pengiriman akan tetap disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana pasokan bulan-bulan sebelumnya.

"Tidak ada tambahan penyaluran, penyaluran masih sama seperti bulan-bulan sebelumnya," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, I Ketut Permadi mengatakan, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH-Migas) telah menetapkan kuota subsidi Kota Batam untuk premium 135.352 kilo liter dan solar 74.843 kiloliter. Kuota tersebut, berkurang sekitar 30 persen dibandingkan dengan kuota pada 2011 yang premium saja mencapai 186.571 kiloliter, sedangkan kuota solar pada saat itu 70.914 kiloliter.

Menanggapi itu, Ahmad Hijazi mengatakan kuota tersebut tidak akan mencukupi kebutuhan masyarakat yang terus bertambah saat ini.

"Tahun lalu saja tidak cukup, apalagi tahun ini yang kuotanya dikurangi 30 persen, sementara jumlah kendaraan terus bertambah," kata dia. (ant)

Cara Menanam Hidroponik

 

Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih. Penemu dari metode hidroponik ini adalah DR. WF. Gericke. Beliau adalah seorang agronomis dari Universitas California, USA. Saat itu beliau berhasil menanam tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam di dalam bak yang berisi mineral hasil uji cobanya.

Peringatan hari cuci tangan sedunia



Bandar Lampung, 15 Oktober 2012, Tepat pada tanggal 15 Oktober  merupakan hari cuci tangan pakai sabun di seluruh dunia. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia ini adalah kampanye global yang dicanangkan oleh PBB bekerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pihak pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.
Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia ke-5 di Provinsi Lampung diselenggarakan oleh TP. PKK Provinsi Lampung bekerja sama dengan PT. Unilever, Tbk dan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan dipusatkan di halaman Yayasan Kartika Jaya Bandar Lampung  tepat pada hari ini tanggal 15 Oktober 2012. Acara ini dihadiri oleh Ketua PKK Provinsi Lampung Ibu Trully Sjachroedin ZP, Asisten 3 Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, dr. Relliyani, M.Kes, Kabid P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Lampung drg. Anita Andriyani, Perwakilan Unilever Lampung dan diikuti dengan antusias lebih dari 500 orang siswa.
Pengumuman penetapan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia pada 15 Oktober sendiri dilakukan pada Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung pada 17-23 Agustus 2008 di Stockholm seiring dengan penunjukkan tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Sanitasi oleh Rapat Umum PBB.
Di tingkat nasional, tema HCTPS yang diangkat yaitu “Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat”. Tema ini berangkat dari fakta bahwa Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti kecacingan, diare, ISPA, flu burung serta penyakit lainnya.
Mengingat masih tingginya angka diare dan kecacingan di Indonesia, maka penting untuk menyampaikan pesan Cuci Tangan Pakai Sabun sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut lebih luas. Dengan diperingatinya HCTPS ini kedepan dapat memperjuangkan pentingnya prilaku cuci tangan pakai sabun bagi masyarakat Indonesia dan diharapkan akan memperbaiki praktik-praktik kesehatan pada umumnya dan perilaku sehat pada khususnya

Terima kasih atas kunjungan anda ..!!! Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net | StayTune Guys !!! | PageRank Checker